Jumat, Desember 07, 2012

perangkap involusi_H setiadi

Involusi awalnya merupakan konsep yang digunakan oleh para antrhorolog dalam meneliti suatu bentuk kesenian. Mula-mula Geertz (1976) menggunakannya sebagai alat analitik tanpa membebaskan diri dari arti kiasan dan perbandingan. Dalam konsep involusi pertanian Geertz melihat proses perubahan-perubahan yang terjadi tidak terlepas dari lingkungan dalam sebuah sistem. Geertz melihat involusi bukan saja dalam dunia pertanian akan tetapi pada dunia industri dan perdagangan. Intinya yang diperhatikan adalah proses perubahan ekologinya. Perubahan yang dimaksud dalam involusi adalah perubahan yang tidak terlepas dari pendekatan ekologis, dimana dalam sebuah ekosistem terdapat komunitas-komunitas dan biota-biota yang saling berhubungan dan saling ketergantungan (Geertz, 1976:3).
Involusi pertama kali digunakan oleh Alexander Goldenweiser seorang antrhopolog dari Amerika untuk melukiskan pola kebudayaan yang sudah tidak berkembang lagi, karena terjadinya pemadatan ke dalam. Konsep Involusi digunakan oleh Geertz untuk menggambarkan keadaan dan sistem pertanian yang menurutnya mengalami perkembangan pemadatan, karena hampir seluruh jumlah pertambahan penduduk diserap oleh sektor pertanian, sehingga beban sektor pertanian semakin berat. 
Teori involusi Geertz merupakan sintesis dari Teori Ekologi Budaya Julian Steward yang penekanannya pada inti kebudayaan yang meliputi pola-pola sosial, politik, dan agama (Dalam Geertz, 1976:7). Selanjutnya Steward dalam Geertz (1976:6) dengan tegas membatasi pengetrapan konsep dan asas ekologi itu pada aspek-aspek tertentu saja dari kehidupan sosial dan kebudayaan manusia yg benar-benar cocok, bukan pada seluruh kehidupan manusia secara luas dan besar-besaran. Lebih luas lagi ecological perspective menekankan tentang “......specifically on how things fit together, how they adapt to one other. Adaptation is a dynamic procces between people an their environments as people grow, achieve competence, and make contribution to others” (Greif, 1986, at Dubois at all). Ekologi perspektif menekankan tentang bagaimana sesuatu bisa survive bersama, dan bagaimana mereka menyesuaikan diri satu sama lain. Adaptasi merupakan proses dinamis antara orang dengan lingkungannya seperti halnya seseorang berkembang, berkompetisi dan memberikan kontribusi satu sama lain.
Adaptasi sebagai asumsi dasar dari teori ekologi juga diutarakan Hawley dalam Turner (1998:100) sebagai berikut :
1) Adaptation to environment proceeds through the formation of a system of interdependencies among the members of a population. 2) System development continues, other things being equal, to the maximum complexity afforded by the existing facilities fo tramsportation and communication. 3) System development is resumed with the introduction of new information that increases the capacity for movement of materials, people, and massages and continues until that capacity is fully used.

Asumsi di atas menekankan tentang proses adaptasi terjadi dari adanya saling ketergantungan antar anggota dalam sebuah sistem, dan sistem tersebut dapat berkembang dari perolehan informasi baru yang dapat meningkatkan kapasitas anggota sistem dan pertukaran informasi serta sumber/material yang dibutuhkan. Dalam konsep involusi penekananya adalah melihat bagaimana sistem berkembang dan berubah (perubahan dan perkembangan sistem). Akan tetapi yang perlu diperhatikan dalam konsep involusi bahwa perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang mengarah pada kemerosotan-kemerosotan dalam sebuah sistem.
Ciri utama involusi menurut Geertz (1976:xxviii) adalah “tumbuh kedalam”, bukan mekar dan merubah diri, sehingga akan menjalar pada pada bidang-bidang lain dalam sebuah sistem. Menurut Alexander Goldenweiser dalam Geertz (1976:88) adalah untuk melukiskan pola-pola kebudayaan yang sudah mencapai bentuk yang nampaknya telah pasti tidak berhasil menstabilkannya atau mengubahnya menjadi suatu pola baru, tetapi terus berkembang ke dalam sehingga semakin rumit. Dalam konsep involusi, perubahan-perubahan yang dilihat adalah perubahan pola-pola kehidupan dalam sebuah masyarakat diantaranya : a) Perubahan Struktur Masyarakat; b) Pelapisan (strata) Masyarakat; c) Pola hubungan, baik keluarga maupun lingkungan sosial; dan d) Pola kepercayaan. 
Menurut Geertz (1976:106) proses involusi selain pada segi hak tanah dan penggunaan tanah, proses involusi itu juga mempengaruhi segi distribusi dengan polanya yang khas “pola perubahan yang tak berubah” itu. Asumsinya dengan jumlah penduduk yang tetap terus meningkat itu, datang juga penjelimetan dan penyambungan mekanisme yang dilalui oleh produk pertanian itu tersebar luas ke segenap massa manusia yang harus hidup dari produk itu secara merata, atau sekurang-kurangnya relatif rata. Dengan mempertahankan homogenitas sosial dan ekonomis yang cukup tinggi dengan membagi-bagikan rezeki yang ada, hingga semakin lama makin sedikit sekali yang diterima oleh masing-masing anggota masyarakat. Proses involusi ini oleh Geertz (1976:106) dalam karangan lain disebut sebagai proses “shared poverty”. 
Kondisi semacam ini masyarakat akan menjadi lamban dalam melakukan perubahan, atau setidak-tidaknya apabila mengalami pergerakan lebih bersifat pergerakan di tempat yang kurang membawa kemajuan yang berarti. Kondisi ini yang disebut sebagai proses “involusi” yang apabila terjadi dalam masyarakat pertanian disebut “involusi pertanian” (Geertz dalam Soetomo :114). Untuk keluar dari masalah involusi, diperlukan induksi dari luar yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. (Soetomo :114).

Penulis mecoba menggunakan teori involusi Geertz dalam melihat sebuah kemiskinan didaerah perkotaan. Kemiskinan yang kian membelit menjadi peangkap dalam sebuah perubahan wilayah dari daerah pertanian menjadi daerah perkotaan. Kondisi tersebut yang kemudian memaksa sebuah komunitas untuk merubah pola kehidupannya dan struktur masyarakatnya. Penelitian ini penulis lakukan di daerah Sumedang pada Agustus 2009 sampai dengan mei 2010. Dari hasil penelitian tersebut penulis berusaha merancang dan mengimplementasikan model intervensi dalam upaya pengembangan masyarakat dalam sebuah penelitian Action Research. Hasil Penelitian tersebut tersusun dalam sebuah Tesis dengan Judul Model Pengelolaan Sumber pada Masyarakat yang Mengalami Involusi. 

Bahan Bacaan :

Geertz, Clifford. (1976). Involusi Pertanian, Proses Perubahan Ekologi di Indonesia, Jakarta : Bhratara Karya Aksara. 

Soetomo. (2008). Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
__________, (2009). Pembangunan Masyarakat ; Merangkai Sebuah Kerangka, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar