dingin, tepat tengah malam. memaksa ku terus menenggak minuman. nyaman menjejali tubuh dengan racun alkohol, tar dan nikotin. membuat nyaman walau sebenarnya hanya sugesti...bukan galau, tapi mencoba menikmati pahit tanpa tangis...bukan juga mengalah dan takluk pada keadaan, tapi terkadang aku memerlukan suplai semangat untuk menghadapi ceracau esok....
dia, air dan asap...yang selalu mengerti aku, walau tak sepenuhnya...sebagian, sebagian besar...kubangan kesedihan aku tepis dengan kubangan alkohol...bukan air mata. ceracau aku tepis dengan gumpalan asap kematian yang aku hirup...sebatang membuatku tenang selama beberapa menit....dan dia...menenangkan, seperti obat bius yang selalu membiusku...membuat aku lupa akan lelah dan sakit di hati...
candu pada tiga hal itu bukan membuatku melupakan arti hidup..tidak juga membuatku menjadi atlit lari, yang terus berlari menghindari kenyataan hidup....tapi justru membuatku lebih menghargai dan menikmati seni kehidupan...sakitnya, perihnya, sulitnya dan terpuruknya...dari sisi yang berbeda dari kalian...
boboi tetap hidup dalam jiwaku...dan inilah yang boboi ajarkan padaku, untuk tetap mensyukuri terpuruknya diri..untuk tetap berdiri dalam perihnya kenyataan...untuk tetap bertahan pada segala kepahitannya...untuk tetap tertawa dan tegar dalam meyakini bahwa "suatu saat aku bebas"....dan kini, dalam balutan ketaksadaranku aku merasa bebas...walau aku sadar hanya sementara...karna aku tau, saat aku membuka mata esok hari semuanya kembali padaku..sakit, perih, sedih...aku bersyukur...tetap bersyukur....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar