Rabu, Maret 30, 2011

pagi buta...

menatap langit dinihari, ada dingin yang menghunus iga membuat damai. pukul 03.00 dinihari, kakiku masih menginjak pedal gas. ada rintik hujan bercampur debu dikaca depan. aku menatap cahaya lampu-lampu jalanan. terang tak terelakkan. namun aku yakin,sebentar lagi ia bias...pudar...menjadi mozaik terkalahkan mentari.
jalanan basah, entah sisa tetesan hujan atau airmata yang menggenang. kulirik kaca spion, ku tatap pantulan wajahku, datar...bukan sedih, tapi getir...kuinjak rem perlahan, kutepikan merapat trotoar. basah namun aku tetap duduk disana.
rahangku bergetar...kedinginan, namun kutemukan damai. kutatap pantulan wajahku dalam genangan air sisa hujan, cantik...indah...namun sirna begitu saja ketika air mata menetes. ditengah keramaian jalanan aku merasakan sepi, ditengah bisingnya kota aku dapatkan sunyi, didalam dekapan aku menggigil...entah....ada airmata saat aku tersenyum, selalu ada teriakan saat aku tertidur....
aku berjalan dalam ketidak mengertian, aku berlari dalam kejaran tandatanya. mencoba melebihi cepatnya waktu...aku melesat, kukerahkan tenagaku tapi tetap kalah...kalah oleh ego, ditinggalkan waktu...nafasku tersengal, tenagaku terkuras, keringatku bercucuran bercampur airmata dinihari ini...nyaris aku menyerah dalam keterpurukan. mentari menjemputku...memberikan terang dan hangat...aku kembali berdiri, berjalan, lalu berlari...masih mengejar waktu...hingga tak ada lagi mentari untukku....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar